Mamah bunga pun bangkit dari kursi yang didudukinya tadi. Dia menghampiri papah Bunga, tanpa menyadari bahwa Bunga telah lama menonton kejadian itu dari balik pintu. Dengan nada lirih dia berkata, “ maafkan aku. Tapi mengertilah, ini yang selama ini aku dambakan. Kuharap kau bisa mengerti dengan semua ini.”
Papah bunga berkata dengan amarahnya yang menjadi jadi, “ apa?! Katamu aku harus mengerti kamu?! Setiap hari aku selalu sabar, tapi mana pengertianmu?! Aku dan anakmu juga membutuhkanmu!! Kau egois!! Jadi, jangan salahkan kalau sekarang aku jadi seperti ini!!”
Bunga melihat sambil menahan air matanya. Namun akhirnya air matanya terjatuh dan tak diduga dia langsung masuk dan menjerit, “DIIAAAAMM !!! ada apa ini? Papah? Aku tak percaya!!! Kalian jahat!!”
Papah dan mamah Bunga tercengang melihat kedatangan Bunga yang tiba tiba. Mamah Bunga menghampiri Bunga dengan mulai menangis sejadi jadinya.
Papah bunga lalu berkata, “ Bunga!! Jangan salahkan papah kalau papah begini!! Lihat mamahmu!!”
Mamah Bunga tak tahan dengan perkataan papah Bunga yang berkata kasar didepan Bunga dan mendorong papah Bunga. Papah Bunga tak terima dan akhirnya menampar Istrinya itu didepan Bunga. Bunga tak percaya. Serasa ada badai yang sangat ganas menimpa pikirannya. Dunia serasa kejam, selama ini dia selalu mendapatkan apa yang dia mau. Namun apa sekarang dan selanjutnya akan begitu setelah kejadiaan ini??
Bunga bangun dari kursi diruang tamunya. Dia berpikir sejenak apa yang tadi malam dia alami. Serasa semua mimpi!! Atau malah dia ingin jika semua itu hanya mimpi belaka! Semalam ayah dan perempuan yang dibawanya pergi entah kemana. Dan Bunga akhirnya berdua meratapi kejadian yang baru saja dialaminya bersama mamahnya hingga dia tertidur sampai pagi. Dia mulai sadar bahwa hari ini dia sekolah. Waktu menunjukkan pukul 06.00, dengan langkah terguntai, dia memasuki kamar mandi untuk mandi dan segera bersiap. Dia tak pernah sholat, Al Quran pun tak pernah dia sentuh.
Sampai sekolah dia sangat malas. Dia lebih banyak diam sampai akhirnya salah satu temannya menyadari kegalauan hati Bunga.
“hey kau kenapa?” sambil menepuk pundak Bunga.
Ternyata dia Ridwan yang dari tadi melihat Bunga yang tampak lesu.
“Sudaaahh, jangan kau pikirkan masalahmu. Ini pakailah! Sambil memberikan bungkusan berisi serbuk.”
Bunga menerimanya dengan ekspresi acuh.
Sepulang sekolah dia membuka bungkusan itu. Ternyata itu adalah shabu shabu. Dia bingung apakah dia harus memakainya atau tidak. Namun dengan gesit dia berpikir,
“Toh keluargaku sudah hancur? Mereka juga tidak akan memikirkan keadaanku.”
Dan dengan cepat dia langsung menghisapnya, hingga sejak saat itu dia menjadi pengguna. Hidupnya semakin hari semakin tidak terarah. Mamah Bunga juga sekarang mulai sibuk lagi dengan pekerjaannya tanpa memikirkan Bunga. Bunga jadi mudah terpengaruh teman temannya yang mendorongnya berbuat tidak terpuji. Namun, disisi lain ada seoarang laki laki yang selalu memperhatikan tingkahnya. Dia adalah Bagus. Bagus mempunyai pribadi yang baik. Sebelumnya dia jebolan dari pondok pesantren. Dia juga anak yang rajin sholat dan setiap hari dia selalu datang di TPQ dekat rumahnya untuk mengaji dan mengajar iqra’ anak anak TK. Di daerahnya dia juga dikenal anak yang baik dan sopan begitupun keluarganya.