Jumat, 28 September 2012

Jalani, nikmati, rasakan, resapi, pelajari, hadapi, perbaiki, pakai

Hidup itu karunia, jangan kau sesali kau telah hidup.
Hidup itu rezeki, jangan kau buang sia-sia.
Hidup itu takdir, jangan kau menolaknya.
Hidup itu indah, jangan kau perburuk.
Hidup itu nikmat, jangan kau buat tidak enak.

Jalani apa takdirmu dan rubah jalan takdirmu ke tujuan yang terindah.
Nikmati hidupmu di dunia ini yang hanya sekali.
Rasakan semua yang kau dapatkan di dunia ini.
Resapi apa yang kau rasakan di hidup ini.
Pelajari apa yang kau dapat di dunia ini.
Hadapi semua tantangan hidup ini.
Perbaiki masa lalu hidupmu yang buruk.
Pakai seluruh kesempatan dalam hidupmu untuk melakukan hal-hal yang berguna untuk dirimu di dunia dan akhirat dan berguna untuk orang lain

Intinya, gunakanlah, manfaatkanlah hidupmu di dunia ini yang hanya sekali, jangan kau sia-siakan. Nikmatilah semua karunia yang kau dapatkan tetapi tetap mempersiapkan diri untuk hidup yang abadi nanti. Jalani, nikmati, rasakan, resapi, pelajari, hadapi, perbaiki, pakai.







»»  Read More...

MAJOID (Last Part) Taufiq Ismail

IV

Langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak


Hukum tak tegak, doyong berderak-derak


Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, Lebuh Tun Razak,


Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan Ginza


Berjalan aku di Dam, Champs Élysées dan Mesopotamia


Di sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamata


Dan kubenamkan topi baret di kepala


Malu aku jadi orang Indonesia.
»»  Read More...

MAJOID (Part III) Taufiq Ismail

III

Di negeriku, selingkuh birokrasi peringkatnya di dunia nomor satu,
Di negeriku, sekongkol bisnis dan birokrasi
berterang-terang curang susah dicari tandingan,
Di negeriku anak lelaki anak perempuan, kemenakan, sepupu
dan cucu dimanja kuasa ayah, paman dan kakek
secara hancur-hancuran seujung kuku tak perlu malu,
Di negeriku komisi pembelian alat-alat berat, alat-alat ringan,
senjata, pesawat tempur, kapal selam, kedele, terigu dan
peuyeum dipotong birokrasi
lebih separuh masuk kantung jas safari,
Di kedutaan besar anak presiden, anak menteri, anak jenderal,
anak sekjen dan anak dirjen dilayani seperti presiden,
menteri, jenderal, sekjen dan dirjen sejati,
agar orangtua mereka bersenang hati,
Di negeriku penghitungan suara pemilihan umum
sangat-sangat-sangat-sangat-sangat jelas
penipuan besar-besaran tanpa seujung rambut pun bersalah perasaan,
Di negeriku khotbah, surat kabar, majalah, buku dan
sandiwara yang opininya bersilang tak habis
dan tak utus dilarang-larang,
Di negeriku dibakar pasar pedagang jelata
supaya berdiri pusat belanja modal raksasa,
Di negeriku Udin dan Marsinah jadi syahid dan syahidah,
ciumlah harum aroma mereka punya jenazah,
sekarang saja sementara mereka kalah,
kelak perencana dan pembunuh itu di dasar neraka
oleh satpam akhirat akan diinjak dan dilunyah lumat-lumat,
Di negeriku keputusan pengadilan secara agak rahasia
dan tidak rahasia dapat ditawar dalam bentuk jual-beli,
kabarnya dengan sepotong SK
suatu hari akan masuk Bursa Efek Jakarta secara resmi,
Di negeriku rasa aman tak ada karena dua puluh pungutan,
lima belas ini-itu tekanan dan sepuluh macam ancaman,
Di negeriku telepon banyak disadap, mata-mata kelebihan kerja,
fotokopi gosip dan fitnah bertebar disebar-sebar,
Di negeriku sepakbola sudah naik tingkat
jadi pertunjukan teror penonton antarkota
cuma karena sebagian sangat kecil bangsa kita
tak pernah bersedia menerima skor pertandingan
yang disetujui bersama,

Di negeriku rupanya sudah diputuskan
kita tak terlibat Piala Dunia demi keamanan antarbangsa,
lagi pula Piala Dunia itu cuma urusan negara-negara kecil
karena Cina, India, Rusia dan kita tak turut serta,
sehingga cukuplah Indonesia jadi penonton lewat satelit saja,
Di negeriku ada pembunuhan, penculikan
dan penyiksaan rakyat terang-terangan di Aceh,
Tanjung Priuk, Lampung, Haur Koneng,
Nipah, Santa Cruz dan Irian,
ada pula pembantahan terang-terangan
yang merupakan dusta terang-terangan
di bawah cahaya surya terang-terangan,
dan matahari tidak pernah dipanggil ke pengadilan sebagai
saksi terang-terangan,
Di negeriku budi pekerti mulia di dalam kitab masih ada,
tapi dalam kehidupan sehari-hari bagai jarum hilang
menyelam di tumpukan jerami selepas menuai padi.
»»  Read More...

MAJOID (Part II) Taufiq Ismail



II

Langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak
Hukum tak tegak, doyong berderak-derak
Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, ebuh Tun Razak,
Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan Ginza
Berjalan aku di Dam, Champs Élysées dan Mesopotamia
Di sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamata
Dan kubenamkan topi baret di kepala
Malu aku jadi orang Indonesia.
»»  Read More...

MAJOID (Part I) Taufiq Ismail

I
Ketika di Pekalongan, SMA kelas tiga
Ke Wisconsin aku dapat beasiswa
Sembilan belas lima enam itulah tahunnya
Aku gembira jadi anak revolusi Indonesia
Negeriku baru enam tahun terhormat diakui dunia
Terasa hebat merebut merdeka dari Belanda
Sahabatku sekelas, Thomas Stone namanya,
Whitefish Bay kampung asalnya
Kagum dia pada revolusi Indonesia
Dia mengarang tentang pertempuran Surabaya
Jelas Bung Tomo sebagai tokoh utama
Dan kecil-kecilan aku nara-sumbernya
Dadaku busung jadi anak Indonesia
Tom Stone akhirnya masuk West Point Academy
Dan mendapat Ph.D. dari Rice University
Dia sudah pensiun perwira tinggi dari U.S. Army
Dulu dadaku tegap bila aku berdiri
Mengapa sering benar aku merunduk kini
»»  Read More...
cinta itu ibarat komik yang bikin penasaran orang yang mau baca

cinta itu bagai virus yang menyerang bakteri melalui daur litiknya
sekali cus bakteri lengah dikalahkan oleh si virus

cinta bisa R, bisa E, bisa L, bisa A, bisa T, bisa I, bisa F, cinta itu relatif

cinta itu monyet yang slalu tergantung satu dan lainnya
bukan harimau yang bersaing dalam mencari makanan

cinta itu seperti angin sepoi, pelan tapi pasti

cinta bukan bagaimana kita berkata "kamu mau bantuin aku" tapi bagaimana kita berkata "ada yang bisa aku bantu?"
cinta itu melindungi, bukan mengingkari satu sama lain
cinta menghormati pasangannya
cinta bukan apa yang kita dapat darinya, cinta itu ketulusan
cinta itu = aku + kamu <3



»»  Read More...

Rumah-Mu

ketika mentari mulai sembunyikan batang hidungnya
terdengar suara adzan seakan berteriak memanggil manggil
anginpun bertiup dengan kencangnya
awanpun mulai menampakkan sisi gelapnya
kumpulan orang yang berkeliaran pun mulai berkurang

kuambil air wudhu yang mengalir dengan damai
kulangkahkan kakiku satu demi satu menuju rumah agung-Nya
ku bersila mendengar lantunan syair-syair-Nya
terdengar iqamah mulai berkumandang
kugerakkan perlahan kaki dan tanganku
kulantunkan doa doa indah-Mu
Ku ucapkan salam dengan lembut

aku terdiam dalam keheningan
jiwa ini serasa tak punya nyali
kulihat goresan tinta dimana mana dalam benakku
banyak!sangat banyak!

astaghfirullah..astaghfirullah..
Wahaipencipta langit dan bumu
penguasa alam jagat raya
aku lemah dihadap-Mu
Tuntunlah aku ke rumah impianku wahai pencipta langit dan bumi
»»  Read More...