Rabu, 03 Oktober 2012

Perjalanan Panjangnya Part I


Ya , Dia adalah bunga . seorang gadis berumur 15 tahun beragama Islam. Bunga , gadis cantik , anggun , dengan hiasan lesung pipinya membuat dia semakin menawan saja. Dia dilahirkan ditengah tengah keluarga yang bahagia dan berkecukupan. Papah dan mamahnya sangat menyayangi bunga karena dia juga merupakan anak satu satunya yang dipunyai kedua orang tuanya. Apapun yang diinginkan bunga selalu dituruti kedua orang tuanya. Di sekolahnya , dia juga merupakan murid yang pandai dan aktif. Dia merasa beruntung, meskipun bunga juga menyadari bahwa dia tidak pernah mendapat pengajaran agama dari kedua orang tuanya tersebut. Orang tua Bunga juga tidak pernah menjalankan ajaran agama islam. Selama ini semua tentang agama hanya dia pelajari dari sekolah. Bunga tahu betul bahwa semua itu tidak cukup untuk menjadi bekal selama hidupnya, tetapi Bunga tetap acuh dengan pikirannya itu.
Hari ini , adalah hari pertama bunga masuk ke sekolah barunya. Dia baru saja menempuh ujian dan Alhamdulillah lulus hingga akhirnya masuk ke SMA yang dia inginkan. Di sekolah barunya dia mulai beradaptasi dan mulai mendapat teman baru disana. Teman temannya sangat baik padanya. Hingga saatya pulang sekolah, Bunga menunggu mamahnya menjemputnya. Tepat pukul 16.00 Bunga berdiri di depan gerbang sekolah menunggu mamahnya datang. Namun, hingga pukul 17.30 pun mamahnya tidak kunjung datang. Bunga mengeluh kesal. Dia lelah menunggu. Dan hingga akhirnya  Bunga memutuskan untuk pulang sendirian. Pukul 18.00 dia sampai rumah. Dijalan dia telah memikirkan bahwa Bunga akan memarah marahi mamahnya karena mamahnya tidak menjemputnya. Bunga membuka gerbang depan. Namun niat nya pun diurungkan setelah dia mendengar suara berisik di ruang tamu di rumanhya. Hingga sampai didepan pintu  rumah, dia melihat ayahnya dengan minuman keras tampak membawa seorang gadis yang tak Bunga kenal menyimpan amarah yang mungkin sangat lama dia pendam dan ibunya yang duduk dikursi menunduk sambil terisak. Bunga kaget. Karena selama ini dia belum pernah melihat orang tuanya begini.
“ apa kau tak tau malu? Lihatlah dirimu. Apa kau tidak kasian melihat anakmu?” suara mamah bunga terisak.
“aku seperti ini juga karena kau! Kau selalu sibuk dengan pekerjaanmu. Kau pikir aku tak membutuhkanmu? Hah?! Dan jangan salahkan aku kalau sekarang aku mencari kesenangan lain.” Papah Bunga membantah.
Mamah bunga memang bekerja disebuah perusahaan. Dia menjabat sebagai wakil direktur sehingga dia selalu sibuk dengan pekerjaannya itu. Mamah Bunga jarang di rumah, namun menurut bunga itu  tidak menjadi masalah untuknya. Lain papahnya, ternyata dia tidak menyukai ibunya menjadi wanita karier sehingga terjadilah semua ini.