Rabu, 03 Oktober 2012

Perjalanan Panjangnnya Part III


Hingga pada suatu hari saat di Bagus sedang berada di  toilet dia mendengar suara aneh dari kamar mandi dekat dia keluar tadi. Diintipnya dari kamar mandi yang tadi dia pakai. Dan perkiraan dia pun benar, Bunga sedang memakai barang haram itu. Baguspun langsung bergegas “ Bunga!! Bunga!! Hentikan!! Kau tak boleh begini terus. Kau bodoh!!”
Perkataan bagus pun tidak di gubris oleh Bunga dan akhirnya Baguspun memilih untuk mendobrak pintunya dan melihat Bunga over dosis. Bagus langsung bergegas berteriak mencari ada anak perempuan untuk menolong Bunga karena dia tahu dia tak mungkin menggendong Bunga. Akhirnya 3 anak perempuan. Temannya yang baru saja berolahraga langsung menolong Bunga dan bergegas membawa Bunga kerumah sakit. Sebelumnya Bagus sudah izin dengan guru BP membawa Bunga kerumah sakit tanpa member tahu bahwa Bunga sedang over dosis. Sampai rumah sakit, 3 temannya itu langsung kembali kesekolah tidak Bagus. Bagus  tampak kebingungan, dia merasa kasian sekaligus prihatin kepada Bunga. Hingga akhirnya Dokter keluar.
            “bagaimana keadaan Bunga dok?” Tanya Bagus berharap.
            “Over dosisnya sangat berat. Untung saja kau cepat membawanya kemari. Kalau tidak mungkin dia sudah tidak ada. Bunga mengalami depresi berat sehingga dia menjadi pemakai seperti ini. Apa kau tau sebabnya?”
            Dalam hati dia menjawab, “ini pasti karena keluarganya itu.” Namun akhirnya Baguspun menjawab dengan nada lirih, “saya tidak tahu dok.”
            “Dimana ayah dan ibunya? Kalau begitu kau harus membentunya. Dia seperti tak punya arah mau kemana. Kau harus menolongnya! Tuntunlah dia kejalan yang benar!” saran dokter.
            “baik, Dok. Saya akan berusaha sebisa saya.”
Dan hari itu juga Bunga langsung dibolehkan pulang. Bunga keluar dari ruang sakitnya dan melihat Bagus dengan pandangan tak menyukai. Bagus pun memandang Bunga meskipun dia tahu, itu adalah larangan. Dia takut pandangannya berubah jadi nafsu. Dan sampai didepan Bagus,Bunga langsung mengomel, “ apa maksutmu?? Hah?! Memang kau siapa?! Berani beraninya kau menolongku!!”
Bagus menjawab “ sssttt . diaam!! Ini dirumah sakit. Tak baik kau berteriak teriak seperti ini.”
Akhirnya mereka pun berlalu menuju rumah Bunga. Sampai didepan rumah Bunga, Bagus mengantar Bunga sampai depan pintu rumah sambil merasa tak enak karena sebelumnya dia belum pernah bersama seorang perempuan sedekat ini.
“Bunga…..” kata Bagus ragu ragu.
“apa?? Puas kau?!!kamu tak tahu ya?! Dengan kamu menolongku, kamu menambah beban dan masalahku!! Seharusnya aku sudah berada ditempat yang menyenangkan!!”

“hey!! Kau tak boleh berkata begitu. Kau seharusnya bersyukur. Orang tuamu masih lengkap. Kau masih bisa dibiayai oleh mereka! Kau tak tau? Diluar sana masih ada yang kurang beruntung dari kamu!! Yang tak punya ayah dan ibu. Yang tak bisa sekolah? Tapi kamu? Yang bisa……”
“stop!!! Punya hak apa loe ngomong itu ke gue hah?! Loe bukan siapa siapa gue. Orang tua gue aja gak pernah yang namanya nyeramahin gue. Sekarang loe yang baru gue kenal berani beraninya ceramah panjang lebar ke gue!!
“tapii …..aku… hanya…” balas Bagus terbata bata”
“DIAM!!!!” balas Bunga dengan nada meninggi “pergi kau!!” tambah Bunga sambil membanting pintu keras keras.
Akhirnya Bagus pulang dengan tampang kecewa. Di perjalanan dia berpikir bahwa dia telah berjanji akan menuntun Bunga ke jalan yang lebih baik. 

bersambung ..